Iklan

Pendidikan Agama Islam Multikultural di Society 5.0

syamsul kurniawan
Tuesday, January 7, 2025
Last Updated 2025-01-07T12:26:52Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates

Oleh: Syamsul Kurniawan

 

Era Society 5.0 menghadirkan perubahan fundamental dalam cara manusia dan teknologi berinteraksi. Di sini, teknologi canggih seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), dan big data tidak hanya mempercepat otomatisasi dan digitalisasi, tetapi juga bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang berpusat pada manusia. Di tengah derasnya arus kemajuan teknologi ini, ada tantangan besar bagi pendidikan agama Islam: bagaimana membangun generasi yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga memiliki kesadaran sosial yang mendalam. Pendidikan agama Islam multikultural menjadi elemen kunci dalam menjawab tantangan ini.

Pendidikan agama Islam multikultural menekankan pentingnya penghargaan terhadap keberagaman. Di Indonesia yang mayoritas muslim, dengan kekayaan budaya, agama, dan etnis yang begitu beragam, pendidikan agama Islam multikultural memainkan peran penting dalam menjaga persatuan di tengah pluralitas. Dalam Society 5.0, di mana interaksi antarbudaya tidak lagi terbatas pada ruang fisik, tetapi juga merambah ke ruang digital, keterampilan memahami dan menghargai keberagaman menjadi semakin krusial.

Society 5.0 membawa kita pada realitas di mana teknologi dan manusia harus saling melengkapi. Teknologi dapat memfasilitasi pembelajaran, tetapi nilai-nilai kemanusiaan, termasuk toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan, harus tetap dijaga. Di sinilah peran pendidikan agama Islam multikultural menjadi sangat penting, terutama untuk menciptakan generasi yang tidak hanya menguasai teknologi, tetapi juga memiliki kepekaan sosial yang tinggi.

 

HOTS Sangat Relevan

Dalam konteks ini, salah satu pendekatan penting yang perlu diterapkan dalam pendidikan agama Islam adalah penggunaan HOTS (Higher Order Thinking Skills). HOTS mengajarkan siswa untuk berpikir kritis dan kreatif, dua keterampilan yang sangat relevan dalam menghadapi dunia yang semakin kompleks. Dengan menerapkan HOTS dalam pendidikan agama Islam multikultural, siswa yang muslim diajak untuk menganalisis masalah sosial yang terkait dengan keberagaman budaya, agama, dan etnis secara lebih mendalam. Mereka tidak hanya melihat masalah di permukaan, tetapi juga diajak untuk memahami akar permasalahan dari berbagai sudut pandang.

Permasalahan seperti kebudayaan, kesehatan, lingkungan, dan ilmu pengetahuan menjadi bahan diskusi yang kaya dalam pendidikan agama Islam multikultural berbasis HOTS. Siswa dapat diajak untuk menganalisis bagaimana setiap isu ini dipengaruhi oleh latar belakang budaya yang berbeda. Misalnya, dalam konteks kesehatan global seperti pandemi, ada berbagai perspektif budaya yang dapat dipelajari dan dipahami. Ini akan membantu siswa mengembangkan empati dan penghargaan terhadap cara pandang yang berbeda, yang pada akhirnya memperkuat kohesi sosial.

Pentingnya pendidikan agama Islam multikultural dalam Society 5.0 juga terlihat dalam cara kita memperbarui tujuan pembelajaran. Pendidikan modern tidak lagi hanya bertujuan untuk menguasai materi akademik, tetapi juga membangun keterhubungan antara pembelajaran dengan perkembangan masyarakat. Dengan kata lain, pendidikan agama Islam harus menjadi refleksi dari kemajuan masyarakat, di mana siswa tidak hanya menjadi pekerja yang kompeten, tetapi juga individu yang memiliki tanggung jawab sosial dan menghargai keberagaman.

Penerapan model pembelajaran yang tepat juga menjadi kunci dalam penguatan pendidikan multikultural. Project-based learning, discovery inquiry learning, dan problem-based learning adalah beberapa model pembelajaran yang relevan di era Society 5.0. Melalui metode ini, siswa diajak untuk bekerja secara kolaboratif, mengeksplorasi masalah nyata, dan mencari solusi yang inovatif. Ini adalah cara yang efektif untuk mengintegrasikan pembelajaran multikultural dengan pengembangan keterampilan abad 21.

Selain itu, penguatan pendidikan agama Islam multikultural juga membutuhkan peningkatan kinerja guru dalam tiga ranah: afektif, kognitif, dan psikomotorik. Guru harus mampu menanamkan nilai-nilai multikulturalisme dalam proses pengajaran sehari-hari. Dalam ranah afektif, guru agama Islam perlu menumbuhkan empati dan sikap inklusif di kalangan siswa. Di ranah kognitif, guru agam Islam harus mampu membimbing siswa untuk berpikir kritis tentang masalah-masalah multikultural yang kompleks. Sementara itu, di ranah psikomotorik, guru agama Islam bisa mendorong siswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan sosial yang mempromosikan inklusivitas dan keberagaman.

Pendidikan agama Islam multikultural bukan hanya soal menambah pengetahuan tentang keberagaman, tetapi juga soal membentuk karakter dan sikap yang inklusif. Dalam Society 5.0, karakter yang inklusif menjadi salah satu kunci penting untuk membangun masyarakat yang lebih harmonis. Masyarakat yang inklusif adalah masyarakat yang mampu menghargai perbedaan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, tanpa memandang latar belakang budaya, agama, atau etnis.

Tentu saja, tantangan yang dihadapi dalam penerapan pendidikan agama Islam multikultural tidaklah ringan. Salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana menghadirkan materi multikultural yang relevan dengan perkembangan teknologi. Teknologi dapat menjadi alat yang ampuh untuk memperkuat pendidikan agama Islam multikultural, namun tanpa pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai keberagaman, teknologi hanya akan memperbesar jurang perbedaan.

Untuk itu, penting bagi para pendidik untuk memanfaatkan teknologi sebagai sarana memperkaya pengalaman belajar multikultural. Teknologi dapat digunakan untuk menghubungkan siswa dengan berbagai komunitas di seluruh dunia, memperkenalkan mereka pada cara hidup, budaya, dan nilai-nilai yang berbeda. Dengan cara ini, pendidikan multikultural tidak lagi terbatas pada kelas, tetapi meluas ke ruang digital yang lebih inklusif dan dinamis.

Selain itu, peran kebijakan pendidikan juga sangat penting dalam penguatan pendidikan multikultural. Pemerintah perlu merancang kurikulum yang mendukung integrasi nilai-nilai multikultural dalam semua mata pelajaran, bukan hanya di pelajaran tertentu seperti Pendidikan Kewarganegaraan. Dalam Pendidikan Agama Islam, juga selayaknya bisa dipertimbangkan. Ini akan memastikan bahwa semua siswa mendapatkan pemahaman yang menyeluruh tentang pentingnya keberagaman, sekaligus mempersiapkan mereka untuk hidup dalam masyarakat yang semakin global.

Penguatan pendidikan agama Islam multikultural juga harus melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat. Sekolah dan lembaga pendidikan tidak bisa berjalan sendiri dalam menciptakan generasi yang inklusif. Kolaborasi antara keluarga, komunitas, dan pemerintah sangat dibutuhkan untuk membangun lingkungan yang mendukung pengembangan nilai-nilai multikultural.

Dalam Society 5.0, pendidikan agama Islam harus menjadi instrumen perubahan yang mampu menjembatani kemajuan teknologi dengan nilai-nilai kemanusiaan. Pendidikan agama Islam multikultural menjadi salah satu instrumen terpenting dalam menjaga keseimbangan ini. Dengan mempersiapkan generasi yang tidak hanya agamis dan mahir secara teknologi, tetapi juga sensitif terhadap keberagaman, kita menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, adil, dan harmonis.

Kesimpulannya, penguatan pendidikan agama Islam multikultural di era Society 5.0 adalah langkah strategis untuk menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Melalui penerapan HOTS, pembaruan tujuan pendidikan, dan model pembelajaran yang tepat, kita bisa menciptakan generasi yang kritis, kreatif, dan inklusif. Di samping itu, peningkatan kinerja guru serta peran aktif dari kebijakan dan masyarakat akan memperkuat fondasi pendidikan multikultural di Indonesia. Dengan demikian, kita bisa membentuk masyarakat yang siap menghadapi masa depan, di mana teknologi dan kemanusiaan berjalan beriringan.***

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl

Trending Now