Iklan

Moderasi Beragama Untuk Keberlanjutan Alam

syamsul kurniawan
Saturday, January 18, 2025
Last Updated 2025-01-19T05:37:09Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates


Oleh: Syamsul Kurniawan

KEBERLANJUTAN alam bukanlah tanggung jawab semata bagi ilmuwan atau pemerintah, tetapi juga merupakan bagian dari tanggung jawab moral setiap individu. Dalam upaya untuk menjaga bumi tetap lestari, moderasi beragama muncul sebagai pendekatan yang relevan, yang mengajarkan keseimbangan dalam segala aspek kehidupan. Sebagai sebuah nilai yang menekankan pada kedamaian, harmoni, dan kesederhanaan, moderasi beragama tidak hanya mengarah pada hubungan yang baik antar umat manusia, tetapi juga kepada hubungan yang lebih sehat antara manusia dan alam. Oleh karena itu, mengintegrasikan moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari menjadi salah satu kunci untuk mencapai keberlanjutan alam yang semakin terancam.

 

Butuh Sinergisitas Keluarga, Sekolah dan Masyarakat

Keluarga, sebagai lembaga pertama yang membentuk karakter anak, memainkan peran yang sangat krusial dalam membentuk pemahaman mereka terhadap pentingnya keseimbangan, baik dalam hubungan antar sesama maupun dalam hubungan dengan alam. Seperti tanaman yang membutuhkan cahaya matahari yang moderat untuk tumbuh dengan baik, demikian pula anak-anak membutuhkan teladan dari orang tua mereka yang mengajarkan moderasi dalam segala hal. Jika orang tua mengajarkan bahwa menjaga alam adalah bagian dari ibadah, anak-anak akan memahami bahwa bumi bukanlah sumber daya yang bisa dieksploitasi tanpa batas, melainkan sebuah ciptaan Tuhan yang harus dipelihara dengan penuh rasa hormat.

 

Alam adalah tempat di mana kita hidup, seperti halaman rumah yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Ia memberikan kehidupan, namun juga membutuhkan perhatian dan pemeliharaan. Kita sebagai bagian dari alam tidak bisa begitu saja melupakan hubungan ini dan menganggap alam hanya sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan kita. Ada suatu kesadaran yang perlu ditumbuhkan, bahwa kelestarian alam adalah bagian dari keberlanjutan hidup kita sendiri.

 

Di luar keluarga, sekolah juga memiliki peran penting dalam memperkuat pemahaman moderasi beragama. Di banyak sekolah, pendidikan agama sering kali difokuskan pada aspek ritual semata, tanpa membuka ruang bagi diskusi lintas agama yang dapat menumbuhkan pemahaman lebih dalam tentang pentingnya keberagaman dan saling menghargai. Namun, dengan pendidikan moderasi beragama yang berbasis pada nilai-nilai kemanusiaan dan keberagaman, sekolah dapat menjadi tempat yang membentuk karakter siswa untuk hidup berdampingan secara damai dengan sesama umat beragama serta dengan alam.

 

Kurikulum yang inklusif, yang tidak hanya mengajarkan aspek teologis dari agama tetapi juga memfokuskan pada nilai-nilai sosial dan ekologi, dapat menumbuhkan kesadaran yang lebih besar terhadap krisis lingkungan yang tengah dihadapi dunia. Ajaran-ajaran moderat dalam agama, yang menekankan keseimbangan dan keadilan, dapat mempengaruhi cara anak-anak memandang dunia sekitar mereka—termasuk alam. Seperti dalam ajaran Islam, konsep wasatiyyah yang berarti moderasi, mengajarkan umatnya untuk tidak berlebihan dalam segala hal, termasuk dalam mengelola sumber daya alam.

 

Sementara itu, dalam masyarakat yang lebih luas, moderasi beragama berfungsi sebagai jembatan antara perbedaan-perbedaan agama yang ada, membantu menciptakan pemahaman bahwa keberagaman bukanlah hambatan, tetapi kekuatan. Dalam konteks krisis lingkungan, moderasi beragama juga mengajarkan pentingnya kerja sama lintas agama untuk mengatasi masalah bersama, seperti kerusakan lingkungan. Masing-masing agama memiliki ajaran yang mengajarkan pentingnya menjaga alam, dan inilah yang harus dijadikan landasan untuk membangun kebijakan dan tindakan kolektif untuk menghadapi tantangan global ini.

 

Menghadapi Krisis Lingkungan Melalui Moderasi Beragama

 

Krisis lingkungan yang semakin parah adalah akibat dari ketidakseimbangan yang terus diperparah oleh perilaku manusia. Di satu sisi, konsumerisme yang tak terkendali mendorong eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan; di sisi lain, kerusakan ekosistem yang terjadi akibat pemanasan global menunjukkan bagaimana ketidakpedulian terhadap alam dapat mengancam keberlanjutan hidup manusia. Dalam konteks ini, moderasi beragama mengajarkan kita untuk tidak melihat alam sebagai objek yang bisa diperlakukan semena-mena, melainkan sebagai entitas yang perlu dijaga dan dirawat.

 

Dalam ajaran Islam, misalnya, ada konsep khalifah yang berarti bahwa manusia adalah penjaga bumi, bukan penguasa tunggal atasnya. Sebagai khalifah, manusia diharapkan untuk menjaga keseimbangan alam dengan tidak mengeksploitasi bumi secara berlebihan. Hal yang sama juga dapat ditemukan dalam agama-agama lain, seperti ajaran Buddhisme yang menekankan pentingnya keselarasan antara manusia dengan alam. Melalui ajaran-ajaran seperti ini, moderasi beragama menjadi landasan untuk mengajak umat manusia untuk hidup lebih seimbang, menjaga alam dengan cara yang tidak merusaknya.

 

Krisis lingkungan yang kita hadapi hari ini mengharuskan kita untuk mencari jalan tengah antara kebutuhan manusia dan kelestarian alam. Moderasi beragama membantu kita untuk melihat bahwa kebahagiaan manusia tidak harus datang dari pengambilan sumber daya alam secara tak terkendali, melainkan melalui cara hidup yang lebih bijaksana dan penuh tanggung jawab. Dengan demikian, moderasi beragama tidak hanya mengajarkan keseimbangan antara manusia dan sesamanya, tetapi juga antara manusia dan alam.

 

Kebijakan Publik yang Moderat untuk Keberlanjutan Alam

 

Agar prinsip moderasi beragama dapat terwujud dalam kehidupan sosial, dibutuhkan dukungan dari kebijakan publik yang mendukung keberlanjutan lingkungan. Pemerintah perlu memformulasikan kebijakan yang mendorong pelestarian alam dengan mempertimbangkan nilai-nilai moderasi yang ada dalam ajaran agama. Sebagai contoh, kebijakan yang mengatur pengelolaan sumber daya alam yang adil dan berkelanjutan, serta mempromosikan energi terbarukan, dapat didorong oleh ajaran moderasi beragama yang menekankan keseimbangan dan keharmonisan.

 

Lebih jauh lagi, kolaborasi antara berbagai agama untuk mencapai tujuan bersama dalam melestarikan alam akan memperkuat kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga bumi. Moderasi beragama seharusnya menjadi dasar untuk membangun kebijakan yang tidak hanya memperhatikan aspek sosial dan ekonomi, tetapi juga aspek ekologi, sehingga dapat menciptakan keberlanjutan yang lebih holistik.


Pada akhirnya, moderasi beragama bukan hanya soal menjaga hubungan antarumat beragama, tetapi juga soal menjaga hubungan manusia dengan alam. Moderasi mengajarkan kita untuk hidup dengan bijaksana, menghindari ekses dan ekstremisme, baik dalam agama maupun dalam cara kita memperlakukan bumi. Dalam dunia yang semakin terancam oleh kerusakan lingkungan, moderasi beragama menjadi solusi yang sangat relevan—sebagai landasan moral dan etika untuk menghadapi krisis ini. Dengan menjaga keseimbangan antara manusia, sesama umat beragama, dan alam, kita dapat menciptakan dunia yang lebih harmonis, lebih berkelanjutan, dan lebih penuh kasih sayang.***




iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl

Trending Now