Iklan

Moderasi Beragama: Butuh Sinergi Antara Sekolah, Keluarga dan Masyarakat

syamsul kurniawan
Monday, January 13, 2025
Last Updated 2025-01-27T05:04:09Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates


 

Oleh: Syamsul Kurniawan

 

INDONESIA adalah sebuah negeri yang dianugerahi keberagaman luar biasa. Dari Sabang hingga Merauke, perbedaan menjadi sebuah realitas yang membentuk karakter bangsa ini. Ribuan pulau, ratusan bahasa, berbagai suku dan agama menyatu dalam satu atap bernama Indonesia. Namun, keberagaman ini bukanlah jaminan terciptanya harmoni. Sebaliknya, tanpa pengelolaan yang bijaksana, keberagaman dapat menjadi sumber konflik yang mengancam persatuan.

Harmoni yang kita banggakan sering kali berada di titik rapuh. Intoleransi, prasangka, dan ketidakpahaman terhadap perbedaan terus menjadi ancaman nyata bagi keberagaman. Dalam konteks inilah, penting untuk melihat moderasi beragama sebagai kunci utama dalam menjaga keseimbangan di tengah keberagaman. Moderasi beragama adalah kebutuhan mendesak, bukan sekadar pilihan opsional.

Moderasi beragama, secara sederhana, adalah sikap adil dan bijaksana dalam memahami perbedaan keyakinan. Ini bukan tentang menyeragamkan perbedaan, tetapi tentang menerima keberagaman sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Sayangnya, semangat moderasi ini sering kali hanya menjadi wacana di tingkat elit, sementara praktiknya belum membumi dalam masyarakat luas.

Di sinilah peran pendidikan karakter menjadi sangat penting. Pendidikan tidak sekadar alat untuk mentransfer pengetahuan, tetapi juga untuk membangun kesadaran dan sikap yang mendukung moderasi beragama. Pendidikan karakter harus menjadi pondasi utama dalam membentuk generasi yang mampu memahami dan menghormati keberagaman.

Pendidikan karakter bukanlah konsep baru. Namun, dalam konteks Indonesia, ia harus diarahkan untuk membangun kesadaran tentang pentingnya moderasi beragama. Pendidikan ini tidak hanya berfungsi sebagai media untuk membentuk individu yang cerdas, tetapi juga sebagai jalan untuk mencetak warga negara yang inklusif, toleran, dan damai. Pendidikan karakter yang mengintegrasikan nilai-nilai moderasi beragama dapat menjadi tembok kokoh untuk menahan arus intoleransi. Namun, proses ini tidak bisa terjadi dalam semalam. Dibutuhkan komitmen jangka panjang dan konsistensi dalam mengimplementasikan nilai-nilai tersebut dalam sistem pendidikan kita.

Salah satu kekuatan pendidikan karakter adalah kemampuannya untuk menanamkan nilai-nilai luhur secara mendalam. Melalui pendidikan, generasi muda dapat diajak untuk memahami bahwa keberagaman adalah kekayaan, bukan ancaman. Ini adalah langkah awal yang penting untuk mencegah potensi konflik di masa depan. Namun, tantangan terbesar dari pendidikan karakter yang berorientasi pada moderasi beragama adalah bagaimana membuatnya relevan dalam kehidupan sehari-hari. Di tengah derasnya arus informasi dan globalisasi, nilai-nilai lokal sering kali terpinggirkan. Pendidikan harus menjadi jembatan yang menghubungkan nilai-nilai moderasi dengan realitas kehidupan modern.

Selain itu, peran keluarga dalam mendukung pendidikan karakter tidak bisa diabaikan. Keluarga adalah institusi pertama yang membentuk pola pikir dan sikap individu. Sinergi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat sangat diperlukan untuk memastikan nilai-nilai moderasi benar-benar terinternalisasi.

Indonesia tidak bisa mengabaikan pentingnya pendidikan karakter sebagai alat untuk membangun kesadaran moderasi beragama. Di tengah ancaman polarisasi sosial dan maraknya ujaran kebencian, pendidikan adalah salah satu solusi yang paling strategis untuk memperkuat harmoni sosial. Hanya saja, pendidikan karakter sejalan dengan kebutuhan membangun kesadaran moderasi beragama tidak akan efektif manakala tidak didekati secara holistic tanpoa sinergisitas antara sekolah dengan keluarga serta masyarakat. Ini berarti, tidak hanya melibatkan kurikulum yang baik, tetapi juga membutuhkan guru-guru yang mampu menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari. Guru agama bukan sekadar penyampai materi, tetapi juga pembentuk karakter. Kesemua usaha ini, juga mendapat dukungan penuh dari keluarga siswa dan masyarakat di sekitarnya.

Kesadaran akan pentingnya moderasi beragama harus menjadi bagian dari budaya bangsa yang massif di sekolah, keluarga dan masyarakat. Ini adalah tantangan besar yang hanya bisa dijawab melalui pendekatan sistematis dan berkelanjutan. Pendidikan karakter, dalam hal ini, menjadi titik awal yang sangat penting. Jika pendidikan karakter dapat berfungsi dengan baik, maka moderasi beragama akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Target capaiannya, adalah terciptanya masyarakat beragama yang inklusif dan harmonis di tengah keberagaman.

Kita tidak dapat mengandalkan solusi instan untuk mengatasi tantangan keberagaman. Moderasi beragama adalah proses panjang yang membutuhkan kesabaran dan komitmen dari semua pihak, atau dengan kata lain sinergisitas sekolah, keluarga dan masyarakat. Namun, melalui pendidikan karakter, proses ini dapat dimulai dari level yang paling dasar: individu.

Sebagai penutup, penting untuk menegaskan kembali bahwa pendidikan karakter yang menyasar pada kebutuhan membangun kesadaran moderasi beragama, tidak hanya relevan dalam konteks keberagaman agama. Ia juga penting untuk membangun kesadaran kolektif bahwa kita semua adalah bagian dari bangsa yang sama. Perbedaan bukanlah alasan untuk saling menjauh, melainkan untuk saling melengkapi.

Pendidikan karakter yang menanamkan moderasi beragama juga menjadi benteng melawan ekstremisme. Ketika nilai-nilai moderasi tertanam kuat, individu akan lebih mampu menangkal pengaruh negatif yang dapat memecah belah masyarakat. Dengan demikian, moderasi beragama bukan hanya soal toleransi, tetapi juga soal keberlanjutan kehidupan berbangsa. Ia adalah syarat mutlak untuk menjaga persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman.

Sebagaimana telah disinggung di muka, Indonesia adalah sebuah mozaik yang indah. Namun, tanpa moderasi beragama, keindahan ini bisa memudar. Pendidikan karakter yang menyasar pada kesadaran moderasi beragama adalah cara untuk memastikan bahwa mozaik ini tetap utuh, harmonis, dan menjadi warisan yang membanggakan bagi generasi mendatang. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa pendidikan karakter ini benar-benar menjadi prioritas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena hanya dengan itu, Indonesia dapat tetap menjadi rumah bagi keberagaman yang damai.***

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl

Trending Now