“Besar sukses seseorang ditentukan oleh seberapa kuat keinginannya; ditentukan oleh seberapa besar impiannya; dan ditentukan oleh kecakapannya dalam mengatasi kekecewaan yang ia alami,” demikian Robert T. Kiyosaki. Berdasarkan ini, impian bagi seseorang memiliki sebuah dampak yang sangat besar atas pada apa yang dapat ia capai.
Impian akan mengantarkan seseorang ke mana ia melangkah, bagaimana ia berbuat
dan bersikap. Dengan impian, seseorang menjadi mengerti kapan harus memulai,
melanjutkan dan mengakhiri usahanya. Segera setelah impian terwujud, seseorang
dapat menggantikannya dengan impian-impian baru yang ingin dicapai.
Dalam mewujudukan impian-impian, seseorang perlu membuat semacam peta. Sehingga
saat berjalan dan bertemu dengan hambatan, seseorang dapat memilih untuk
melompatinya ataukah memutarinya dan mengambil jalan lain. Tanpa mengubah
impian sebelumnya. Hanya mengubah arah jalan saja.
Kriteria Peta yang Dibuat
Semua orang sukses pasti pada
awalnya adalah mereka yang memiliki peta impian ini. Setidaknya, itu yang bisa
saya simpulkan. Peta impian inilah yang akhirnya menuntun para tokoh besar
untuk meraih sukses, demikian pula saya kira amat menentukan kesuksesan seorang
penulis. Namun demikian, ada kriterianya:
Pertama, Berorientasi
Perubahan. Salah satu kriteria impian yang menentukan kesuksesan seorang
penulis adalah impian yang berorientasi pada perubahan. Soekarno, Tan Malaka,
Hamka, Kartini dan lain-lain, adalah profil tokoh nasional yang menuliskan
impian-impian mereka untuk perubahan. Tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi
terutama bagi banyak orang. Peta impian yang mereka miliki bahkan mendorong
banyak orang juga untuk membantu para tokoh tersebut mewujudkan perubahan yang
ingin mereka ciptakan.
Kedua, Fokus Ke Masa Depan. Impian tentang masa lalu tidak termasuk dalam
impian yang menentukan kesuksesan seorang penulis. Sebaliknya, impian yang
berorientasi ke masa depanlah yang menuntun seorang penulis meraih sukses dalam
karirnya sebagai penulis.
Ketiga, Jelas. Satu lagi
kriteria utama yang harus dimiliki sebuah impian agar bisa menuntun pada
kesuksesan adalah kejelasan. Artinya, semakin jelas dan terperinci impian yang
dimiliki, semakin mudah bagi seorang penulis untuk mengatur rencana dan
strategi untuk mewujudkannya.
Setelah seorang penulis mengetahui kriteria dari impian yang menuntunnya meraih
sukses, selanjutnya apa saja fungsi peta impian bagi seorang penulis?
Fungsi Peta Impian
Pertama, Kekuatan Motivasi.
Peta impian seorang penulis idealnya mampu memberikan motivasi bagi penulis
untuk merencanakan apa yang akan ditulis. Dengan memiliki peta impian juga
seorang penulis terpacu berusaha memulai langkah pertama menuju sukses yang ia
impikan sebagai seorang penulis. Tentu saja, seorang penulis bersemangat
(karena impian-impian yang ia punya), punya korelasi dengan kualitas tulisan
yang ia buat. Saya selalu menyarankan, bahwa agar termotivasi menulis,
“tulislah sesuatu sesuai kemauan dan kemampuan”.
Kedua, Kekuatan Arah.
Selain mampu memberikan motivasi yang kuat untuk bertindak, peta impian yang
jelas dan terperinci juga mampu memberikan arah yang jelas bagi seorang penulis
ke arah mana ia harus melangkah, mengambil sikap, atau memberikan solusi yang
tepat sehubungan dengan persoalan-persoalan yang ia tulis.
Ketiga, Kekuatan
Menggulirkan Perubahan. Kekuatan yang juga sangat penting adalah kekuatan
menggulirkan perubahan. Tanpa peta impian tak akan ada perubahan. Peta
impianlah yang menuntun seseorang membuka jendela ke perubahan positif di masa
depan. Melalui peta impian seorang penulis bisa melihat masa depan. Gambaran
perubahan positif di masa depan inilah yang akhirnya mendorong seorang penulis
mewujudkan perubahan tersebut. Hal ini juga yang dialami misalnya, RA. Kartini,
yang ingin mengubah derajat para wanita Indonesia, dan mengangkatnya ke tingkat
yang lebih tinggi melalui pendidikan. Ia pun lalu terdorong menuliskan
“unek-unek”nya ke dalam bentuk surat dan selanjutnya mengirimi surat yang ia
tulis kepada sahabat-sahabat Belandanya. Peta impian sekali lagi memberi bukti,
telah memberi kekuatan yang dahsyat kepada RA Kartini untuk memperjuangkan
perubahan, dalam hal ini melalui tulisan.
Seorang penulis tidak akan pernah mencapai sukses sebagai seorang penulis, jika
dia tidak memiliki peta impian ini, kemudian bekerja keras siang malam untuk
meraih impiannya tersebut, menemukan terobosan-terobosan bagus untuk masa depan
anak didiknya. Kerja keras seorang penulis memang perlu. Namun hanya
mengandalkan kerja keras tidaklah cukup untuk membangun sukses yang besar.
Seorang penulis tanpa tujuan yang jelas, tanpa
mengetahui dan mengerti fungsi dan perannya sebagai seorang penulis; adalah
sama dengan dilema pulau impian, yaitu pulau di mana terdapat semua yang
diimpikan. Satu-satunya cara untuk mendapatkan itu semua adalah sampai ke pulau
itu. Pulau itu ada di belakang cakrawala. Tapi cakrawala yang mana? Masalahnya
adalah, penulis tersebut tidak punya kompas, peta, radio, telpon, dan tidak
tahu mana arah pulau yang ia ingin tuju. Arah yang salah akan membuat penulis
tersebut melenceng jauh sekali dari pulau impian.
Seperti itulah pentingnya peta impian bagi seorang
penulis. Semua impian, baik untuk dirinya maupun untuk kesuksesan anak didiknya
di masa depan, bisa diraih jika mengikuti petunjuk peta impian. Yaitu apa, di
mana, dan bagaimana mencapainya. Seperti sudah diuraikan di muka, saat berjalan
dan bertemu dengan hambatan, peta impian bisa dijadikan panduan, untuk dapat
memilih: melompatinya ataukah memutarinya dan mengambil jalan lain. Tanpa
mengubah impian. Hanya mengubah arah jalan saja.
Maka saran saya, jika Anda ingin menjadi penulis,
buatlah sebuah peta impian Anda, ikutilah petunjuk peta impian yang Anda buat,
jangan mudah menyerah, jangan pernah takut pada celaan pembaca. Seperti
pendapat Robert T. Kiyosaki di muka, “Besar sukses seseorang ditentukan oleh
seberapa kuat keinginannya; ditentukan oleh seberapa besar impiannya; dan
ditentukan oleh kecakapannya dalam mengatasi kekecewaan yang ia alami.”***